Sabtu, 30 Oktober 2021

Kongres PFI Dukung Profesi Dokter Tanaman Terwujud

Parwitobiotech.com (30/10) Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI) mengelar pergelatan akbar ilmiah yang dirangkum dalam kegiatan "The International Conference & Congress XXVI The Indonesian Phytopathological Society" sebagai tuan rumah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) yang dilaksanakan secara virtual / daring dari tanggal 29-30 Oktober 2021.  Kongres dan seminar  bertujuan untuk memadukan dosen, peneliti, praktisi, pembuat kebijakan, mahasiswa, dan komunitas dari tingkat nasional maupun internasional untuk dapat mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan yang berhubungan dengan patologi tumbuhan dalam rangka untuk mewujudkan pertanian berlanjut dan keamanan pangan.

Ketua PFI saat memberikan kata sambutan 

Pelaksanaan Seminar dan kongres mengambil tema "The Role of Phytopathology in Achieving healthy Plants Towards Sustainable Agriculture in the Era of the Industrial Revolution 4.0." mengundang pembicara dari Indonesia dan negara sahabat yaitu  Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si (Kepala Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia), Dr. Ir. Siwi Indarti, M.P (Dosen Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada), Roger T. Koide, Ph.D (Professor of Emeritus, The Pennsylvania State University, Professor of Biology, Brigham Young University), Prof. Nick Talbot, Ph.D (Group Leader & TSL Executive Director Nick Talbot Group), Prof. Wei-Chiang Shen, Ph.D (Professor of Department of Plant and Microbiology, National Taiwan University)  dipandu dua moderator yang handal yaitu Prof. Ir. Loekas Soesanto, M.S., Ph.D (Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman) dan Ani Widiastuti, S.P., M.P., Ph.D. (Fakultas Pertanian UGM) dan kegiatan ini berjalan dengan lancar yang diikuti lebih dari 100 peserta dari penjuru Nusantara.

Pamflet Seminar dan kongres

Moderator Seminar 

Tema yang di usung selaras dengan era Revolusi Industri 4.0 dimana digitalisasi, mekanisasi, dan modernisasi tentu menjadi tantangan utama sektor pertanian di Indonesia. Selain itu dampak perubahan lingkungan, iklim berdampak pada kesehatan tanaman, terutama karena perluasan penyebaran patogen dan epidemi penyakit. Kegiatan konfrensi ini mepresentasikan berbagai macam topik diantaranya mikologi, bakteriologi, virologi, nematologi, menajemen penyakit tanaman dan bioteknologi. Kegiatan ini diikuti dengan antusias peserta yang luar biasa hingga akhir acara. 

Saat Konfrensi Pers

Kongres PFI ke-26 ini mendorong pemerintah secara resmi memberikan pengakuan terhadap profesi dokter tanaman. Dalam konfrensi pers Sekretaris Jenderal PFI Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc. (Prof Ipik) mengatakan bahwa profesi dokter tanaman penting diadakan dan diakui negara. Hal yang sangat mendesak untuk di akuinya profesi dokter tanaman adalah penyakit pada tanaman dapat menurunkan produksi sehingga kerugian yang disebabkan oleh penyakit tanaman ini mencapai 20-35 % dan jika serangan penyakit tanaman berat bisa mematikan tanaman (gagal panen). Selanjutnya penyebab penyakit (patogen) terdiri jamur, bakteri, virus dan lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman yang kaitannya dengan lingkungan dan kesehatan manusia. 

Pengurus dan anggota PFI sangat mendukung terwujudnya profesi dokter tanaman untuk menunjang dan menjaga kesehatan tanaman sehinga kesehatan manusia juga terjaga, tentu perlu dukungan pemerintah dan stakeholder terkait lainnya untuk mewujudkannya, diharapkan pemerintah juga mengakui profesi dokter tanaman adalah profesi setara dengan dokter manusia dan dokter hewan, mudah-mudahan dalam waktu dekat dokter tanaman dapat terwujud "pungkas Prof Ipik.

Berikut dokumentasi kegiatan seminar dan kongres

Suasana kegiatan seminar di room virologi

Sumber foto IG PFI  
Info terkait PFI bisa langsung cek ke  website PFI dan IG PFI 






0 komentar:

Posting Komentar