Bengkulu-Ketertarikan para Investor untuk menanamkan investasinya ke Provinsi Bengkulu dewasa ini makin meningkat, khususnya rencana investasi di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pelabuhan Pulai Baai Bengkulu. Salah satunya yang akan dilaksanakan Sudevam Group asal India yang bergerak dalam bidang pengolahan minyak sawit menjadi minyak goreng serta olahan turunan lainnya.
Menurut Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, rencana penetapan Pelabuhan Pulau Baai menjadi KEK ini jelas sangat menarik para investor. Terlebih dalam waktu dekat akan dilaksanakan Forum Pekan Investasi di Jakarta.
“Ini membuka ruang bahwa KEK Bengkulu itu menjanjikan sebuah investasi. Dan Alhamdulillah Sudevam Group, mereka mencanangkan investasi pengolahan CPO di Kawasan Pulau Baai, lahan tersedia, infrastruktur siap, mudah-mudahan ini terealisasi dalam waktu dekat,” jelas Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah usai memimpin Rapat Pertemuan dengan Calon Investor Pabrik Minyak Goreng di Lokasi KEK Pelabuhan Pulau Baai, di Ruang Rapat Rafflesia Kantor Gubernur Bengkulu, Jum’at (25/05).
Lanjut Plt Gubernur Rohidin Mersyah, tentunya Pemda Provinsi menyambut baik bakal adanya Pabrik Pengolahan CPO ini karena jelas untuk meningkatkan PAD. Disisi lain terkait bakal tingginya kebutuhan bahan CPO jika pabrik ini berjalan ditambah dioperasionalnya drone breaking Pulau Baai, maka jelas perlu adanya upgrade perkebunan.
“Ketika kebutuhan CPO semakin besar yang akan diupgrade adalah kebun rakyat. Bengkulu ini punya salah satu karakteristik, kebun sawit kita itu 60 persen merupakan kebun rakyat. Terkait brand minyak goreng nantinya jelas perlu adanya kekhasan Bumi Rafflesia yang akan kita minta kepada pihak investor,” pungkasnya.
Dijelaskan Owner Sudevam Group Lalit Kumar, kebutuhah minyak goreng Provinsi Bengkulu secara keseluruhan mencapai 4 hingga 5 ribu ton per hari. Dengan ketersediaan atau potensi CPO di Bengkulu sebesar 2 juta ton per tahun, hal ini jelas memungkinkan minim bahan baku. Oleh karenanya perlu adanya peningkatan produksi.
“Dengan potensi yang ada kami memutuskan membangun pabrik dengan kapasitas produksi 220 ton pertahun atau 600 ton per hari. Dengan kondisi tidak adanya pengolahan CPO di Bengkulu, apakah tidak ada kerugian PAD. Dan ini salah satu alasan kami sangat tertarik berinvestasi disini,” terang Lalit Kumar.
Sementara itu, menindaklanjuti percepatan pembangunan investasi pengolahan CPO ini, OPD teknis terkait bersama Pelindo II Bengkulu diminta untuk mempersiapkan segala hal, mulai dari kesiapan administrasi hingga kelengkapan izin lokasi pembangunan. (Rian-Media Center, Humas Pemprov Bengkulu).