Parwitobiotech.com-Bengkulu (26/10). Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Generasi Rabbani, yang berlokasi di Rawa Makmur, Kota Bengkulu, adalah lembaga pendidikan yang mengintegrasikan kurikulum nasional dengan nilai-nilai Islam. Meski berkembang pesat, fasilitas pendukung belajar di sekolah ini masih terbatas, termasuk ketiadaan laboratorium IPA yang memadai. Namun, sekolah terus berupaya memberikan pengalaman belajar yang optimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Ruang kelas di SMPIT Generasi Rabbani sudah cukup
nyaman, dan tersedia fasilitas seperti perpustakaan serta area terbuka untuk
kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga dan pramuka. Walaupun laboratorium
IPA belum tersedia, para guru di sini tetap berusaha menyampaikan konsep sains
secara sederhana dan inovatif, sambil menunggu pengembangan fasilitas yang
lebih lengkap di masa mendatang.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah
belum optimalnya penerapan nilai-nilai Pelajar Pancasila di lingkungan sekolah.
Nilai-nilai seperti gotong royong, kemandirian, dan kebhinekaan belum
sepenuhnya terinternalisasi dalam keseharian siswa. Selain itu, potensi dan
minat siswa masih kurang terfasilitasi dengan baik, terutama dalam bidang sains
dan kreativitas, yang memerlukan sarana pendukung seperti laboratorium dan
ruang kreatif.
Tingkat literasi siswa di SMPIT Generasi Rabbani
juga masih perlu ditingkatkan, terlihat dari rendahnya minat baca dan
terbatasnya akses terhadap bahan bacaan yang bervariasi dan menarik. Hal ini
turut diperparah oleh kejenuhan siswa dalam proses belajar, yang mungkin
disebabkan oleh metode pembelajaran yang monoton dan kurang inovatif.
Menanggapi berbagai tantangan tersebut, Herizal,
S.Pd., Gr, seorang guru IPA di SMPIT Generasi Rabbani, merancang dan
mengimplementasikan solusi inovatif untuk memfasilitasi pembelajaran yang
menarik dan efektif. Media pembelajaran yang dikembangkan ini dinamai Plasa
Maskeran Bermagnet SIOKE (Simulasi-Observasi-Kreasi).
siswi mengaplikasikan pembelajaran |
Plasa Maskeran Bermagnet SIOKE merupakan media pembelajaran yang bertujuan memudahkan siswa dalam memahami mekanisme sistem pencernaan manusia. Melalui metode simulasi, observasi, dan kreasi, siswa diajak untuk belajar secara aktif dan interaktif, sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami dan diterapkan.
Herizal berharap dengan penerapan media
pembelajaran SIOKE ini, siswa tidak hanya dapat lebih memahami materi pelajaran
IPA, tetapi juga lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Implementasi ini diharapkan menjadi salah satu praktik baik yang
dapat menginspirasi pengembangan metode pembelajaran berbasis diferensiasi di
SMPIT Generasi Rabbani, dan pada akhirnya mendukung peningkatan kualitas
pendidikan di Kota Bengkulu.
Saat menjelaskan Maskeran bermagnet SIOKE |
Herizal menjelaskan bahwa Plasa Maskeran Bermagnet SIOKE (Simulasi-Observasi-Kreasi), adalah inovasi pembelajaran yang dirancang khusus untuk membantu siswa memahami konsep Mekanisme Sistem Pencernaan Makanan secara lebih mendalam. Menurut Herizal, media ini menggabungkan metode simulasi, observasi, dan kreasi yang bertujuan untuk membuat proses pembelajaran lebih interaktif dan praktis.
Ia menambahkan bahwa penggunaan pendekatan
berbasis simulasi memungkinkan siswa untuk memvisualisasikan bagaimana sistem
pencernaan bekerja dalam tubuh manusia, sehingga materi yang kompleks dapat
lebih mudah dipahami. Melalui observasi langsung terhadap simulasi yang
disajikan, siswa dapat melihat proses pencernaan dari mulai mulut hingga usus
besar secara detail.
Herizal juga menekankan bahwa unsur kreasi dalam
metode ini memberi kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif, misalnya dengan
membuat model sederhana atau melakukan eksperimen terkait sistem pencernaan.
“Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar secara pasif, tetapi juga
terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang berfokus pada pengalaman,”
ujar Herizal.
Lebih lanjut, Herizal berharap bahwa implementasi
Plasa Maskeran Bermagnet SIOKE ini dapat menjadi langkah awal
yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SMPIT Generasi
Rabbani. "Kami berupaya agar siswa tidak hanya memahami materi, tetapi
juga menemukan cara belajar yang menyenangkan dan efektif, sehingga mereka
lebih antusias dalam mengeksplorasi sains," jelasnya.
Diskusi saat bersama pendamping |
Herizal menyadari bahwa tantangan terbesar dalam mengimplementasikan media ini adalah keterbatasan fasilitas laboratorium IPA yang memadai di sekolah. Namun, ia tetap optimis bahwa media SIOKE ini dapat menjadi solusi sementara yang efektif dalam menyampaikan konsep-konsep penting secara sederhana dan inovatif, sambil menunggu pengembangan fasilitas yang lebih lengkap di masa mendatang. (red)